Tuesday, June 26, 2012

Poster


Pemanasan Global (Tugas Makalah)


MAKALAH
PEMANASAN GLOBAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Komunikasi
(TKP 158)
















Oleh:
Putri Nurpratiwi
21040111130032



JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012


   A.     PENDAHULUAN
Maraknya isu pemanasan global akhir-akhir ini cukup membuat dunia kebingungan. Baik dalam skala nasional, hingga internasional. Bumi yang sudah tua ini mendapat banyak pengaruh pada sektor lingkungan dari faktor eksternal maupun internalnya. Masa depan bumi beserta isinya pun mulai terancam memburuk karena terlihat dari akibat yang timbul pada akhir-akhir ini.
Penduduk bumi pun dituntut untuk peduli pada hal ini dan mencari bentuk solusi penanggulangan pemanasan global ini karena manusia dan aktivitasnya telah menjadi posisi penting untuk bertanggung jawab demi keberlangsungan kehidupan bumi beserta isinya. Bencana-bencana yang cukup besar akibat pemanasan global memang sesungguhnya harus ditanggulangi agar tidak tercipta kondisi yang semakin memburuk.

   B.   PEMBAHASAN
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terekam sebelumnya dan situasi dan perkembangan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir khususnya dalam dekade di akhir abad 20 dan awal abad 21.
Aktivitas manusia di bumi sangat mempengaruhi kondisi perubahan iklimnya. Contoh aktivitas manusia dalam hal ini berupa:
·         Pemakaian Air Conditioner (AC) yang menggunakan Freon secara berlebihan
·         Pemakaian bahan bakar fosil secara berlebihan menjadi penyumbang efek rumah kaca yang semakin besar
·         Penggunaan hair spray
·         Asap dari kendaraan bermotor yang melepas unsur timbal
Aktivitas-aktivitas diatas bukan merupakan fenomena yang aneh lagi di dunia. Ketergantungan manusia akan kondisi ruangan yang sejuk dan menggunakan AC sebagai solusi cepat ataupun ketergantungan atas kendaraan bermotor agar cepat sampai tujuan namun tidak memikirkan efek lain yang berpengaruh pada bumi, sebagai tempat membangun kehidupan.
Aktivitas lain dari manusia adalah penebangan hutan secara besar-besaran. Manusia, sebagai makhluk ekonomi, melihat fenomena lebatnya hutan sebagai suatu sumber penghasil peluag usaha yang cukup besar. Manusia kalap hingga tergiur akan jumlah kemungkinan nominal yang dihasilkan dari usaha pengembangan hasil hutan. Mereka lupa akan peran penting yang lain dari hutan sebagai penghasil O2 terbanyak, menyimpan cadangan air untuk kehidupan manusia, penyerap karbon, ataupun penghasil penganan.
Salah satu fenomena itu terjadi pada hutan Indonesia. Badan Planologi Departemen Kehutanan melalui citra satelit menunjukkan luas lahan yang masih berhutan atau yang masih ditutupi pepohonan di Pulau Jawa tahun 1999/2000 hanya tinggal empat persen saja. Kawasan ini sebagian besar merupakan wilayah tangkapan air pada daerah aliran sungai (DAS). Akibat dari kejadian ini hilangnya suatu kawasan hutan yang tadinya dapat mendukung kehidupan manusia dalam berbagai aspek, akibatnya yang jelas terjadi adalah perubahan iklim yang semakin parah.
Kenaikan suhu yang semakin ekstrim sangat mencemaskan dibandingkan dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu tidak tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya kontinu sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak musim kemarau.
Perubahan iklim sudah tidak lagi nmenyangkut kepentingan lingkungan hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.
Dampak dari pemanasan global itu sendiri selain semakin panasnya suhu di bumi dan perubahan iklim secara drastis adalah penaikan tinggi permukaan laut akibat es yang mencair di kutub, terancamnya kehidupan hewan maupun tumbuhan, semakin banyak penyakit, kurangnya lahan untuk membangun kehidupan akibat daerah tersebut kurang layak untuk dihidupi.
Oleh karena itu, diperlukan penanggulangan secara cepat namun bertahap. Usaha yang dilakukan bukan hanya cukup dari rasa kepedulian segelintir orang yang pada tindak lanjutnya menghasilkan tindakan-tindakan berarti untuk keberlangsungan hidup manusia beserta isinya, namun juga diperlukan kebijakan dari pihak pemerintah demi semakin terciptanya suasana dan usaha untuk kelestarian lingkungan.
Usaha yang dapat dilakukan dalam waktu dekat ini adalah bagaimana cara menghilangkan karbon dioksida dan mengurangi produksi efek rumah kaca. Cara menghilangkan karbon dioksida dapat dilakukan dengan penanaman pohon kembali di hutan karena pohon dapat menyerap karbon dioksida secara besar atau dengan Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Sedangkan untuk mengurangi produksi efek rumah kaca adalah dengan mulai mengurangi penggunaan AC, bahan bakar fosil, dan hair spray.

   C.   PENUTUP
Dengan semakin terancamnya bumi ini oleh krisis yang terjadi akibat pemanasan global, diperlukan usaha-usaha konkrit untuk menanggulanginya dari  akibat yang semakin parah dari fenomena ini. Usaha-usaha tersebut tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, namun dari pemerintah yang mengambil peran sangat penting dalam terlaksananya suatu kebijakan yang dapat dibuat untuk memperbaiki kondisi suatu wilayah.
Karena dalam pengendalian dibutuhkan kebijakan dan kearifan dari semua pihak khususnya dalam pemanfaatan energi bersih yang rendah emisi gas buang CO2, efiseinsi penggunaan dan pemanfaat bahan yang ramah lingkungan serta aksi atau kegiatan yang terkait dengan reforestasi secara berkelanjutan dan terus menerus. Di lain pihak adanya pusat penelitian dan pengembangan di bidang cuaca dan iklim yang handal dan profesional merupakan harapan kita yang dapat membantu dalam pengumpulan data dan informasi, pengolahan/penelitian dan pengembangan serta penyebaran informasi. Pengalaman menunjukan bahwa data dan informasi Pemanasan Glolbal umumnya bersumber berasal dari luar Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

www.amg.ac.id/pubs/jurnal/PemanasanGlobal.pdf diunduh pada Selasa, 29 Mei 2012.

Monday, June 18, 2012

Perencanaan Transportasi dan Tata Guna Lahan


            Di era yang serba cepat seperti saat ini, peran transportasi sangat terasa. Transportasi merupakan turunan dari kebutuhan dimana transportasi digunakan pertama kali karena transportasi dibutuhkan dalam rangka untuk mencapai tujuan. Perencanaan yang baik diperlukan demi terciptanya suatu sistem transportasi  yang baik, apalagi di dalam perkotaan yang identik dengan permasalahan mengenai kesemrawutan akibat kepadatan.
                Perencanaan transportasi memiliki hubungan yang erat dengan hal yang menyangkut perencanaan perkotaan, contohnya adalah tata guna lahan. Bermacam-macam pola pengembangan lahan menghasilkan bermacam-macam kebutuhan akan transportasi dan sebaliknya, bentuk susunan sistem transportasi mempengaruhi pola pengembangan lahan. Lingkungan perkotaan, sistem transportasi dan pola tata guna lahan saling berpengaruh, dengan berubahnya salah satu bagian tersebut, akan menghasilkan perubahan pada bagian lain. Beda tata guna lahan, maka tingkat kegiatan dan perjalanannya pun berbeda pula. Diperlukan proses peramalan kebutuhan perkotaan agar tercipta rencana yang dapat menjawab masalah tertentu dan tercapainya keinginan akhir. Model peramalan adalah proyeksi yang dibuat berdasarkan pada kondisi saat ini guna mensimulasikan kondisi mendatang. Proses peramalan ini memungkinkan untuk menguji bermacam-macam skenario perencanaan tanpa melakukan percobaan pada kota sebenarnya, yang mana akan memakan biaya. Anggapan dasar dari proses peramalan kebutuhan perjalanan perkotaan adalah tata guna lahan untuk waktu mendatang tertentu diharuskan berdasarkan kebutuhan perjalanan. Terdapat asumsi bahwa kebutuhan perjalanan pada masa yang akan datang dalam hal pengembangan lahan dapat diramalkan secara matematis dan asumsi itu memungkinkan untuk mendesain sistem transportasi yang mencukupi kebutuhan perjalanan yang telah diramalkan.
                Jelas sudah bahwa perencanaan perkotaan dan perencanaan transportasi akan terus-menerus sangat saling mempengaruhi. Karena sistem perkotaan peningkatannya dibentuk oleh sistem transportasi. Hal ini telat menjadi kenyataan akhir-akhir ini, terutama berkenaan denga tata guna lahan.

Film Project

               Pada Mata Kuliah Teknik Komunikasi pada semester dua kali ini saya mendapat tugas kelompok membuat sebuah film pendek yang pada akhirnya kelompok saya, kelompok 1, mengambil tema "Visit Jateng 2013" dan memberi judul film ini adalah "Letter From Lala". Kelompok 1 tergabung dalam MD Production, Mutusi Dewe Production, dan kami adalah:
  • Aditia Madya K.
  • Maulana Mohammad A.
  • Barkah Wibowo
  • Bagas Andi P.
  • Pritha Aprianoor
  • Riska Ariyanti
  • Dinda Kholivia
  • Mardatilla S. Rahajeng
  • dan saya sendiri, Putri Nurpratiwi
         Film ini menceritakan kisah perjalanan seorang pemuda dalam sebuah misi pencarian terhadap kekasihnya yang telah pergi namun tiba-tiba mengirimkan sepucuk surat yang seolah memberi isyarat untuk mengulang kembali masa lalu dan memulai masa yang baru. Hahaha ini berat sekali kata-katanya :p. Perjalanan Jepara, Kudus hingga Semarang dilalui untuk menemui sang kekasih. Namun apa yang akhirnya terjadi? Apakah semua akan berakhir seperti di cerita dongeng? Saksikan film kami pada premierenya tanggal 20 Juni 2012! :)

Penataan Kota yang Baik Mengurangi Penggunaan Energi


Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 3 September 2011, usai peringatan Hari Habitat di Kantor Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Wakil Presiden Indonesia, Boediono, mengatakan, “Penataan kota yang baik itu akan mengurangi penggunaan energi. Kalau tata kotanya demikian rupa sehingga tempat kerja dan tempat tinggal itu begitu jauh, ya, tentu akan memerlukan energi yang banyak”.
Memang sekarang ini kehidupan perkotaan telah memberi banyak dampak negatif kepada perubahan iklim atau climate change. Dibutuhkan penataan kota yang baik agar penggunaan energi di perkotaan menjadi berkurang.
Perbaikan dilakukan dalam banyak sektor. Dari mulai transportasi dan lokasi-lokasi industri perlu dilakukan pengelolaan yang baik. Saat seperti sekarang ini, memang dibutuhkan transportasi dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan BBM. BBM telah menjadi masalah serius di beberapa kota di Indonesia, contohnya adalah Jakarta. Polusi di Jakarta mungkin sudah bukan menjadi hal yang aneh ddan menakutkan lagi. Namun, apabila hal ini terus dibiarkan tanpa penanganan lebih lanjut, dampak dari polusi pun dapat semakin buruk.
Penggunaan energi oleh masyarakat saat ini begitu banyak. Boros akan energi memang sudah menjadi ‘teman’ dari masyarakat modern seperti sekarang ini. Perjalanan jarak dekat ditempuh menggunakan sepeda motor atau mobil. Padahal dapat dijangkau dengan jalan kaki atau naik sepeda. Jalan kaki dan naik sepeda memang sedikit lebih memakan waktu tempuh dibandingkan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Namun, itu berdampak positif bagi tubuh kita. Banyak yang tidak menyadari bahwa jalan kaki dan naik sepeda membuat tubuh kita lebih sehat dengan olahraga. Penduduk kota seperti sekarang ini sangat disibukkan dengan kegiatan di kantor dan lupa akan waktu yang seharusnya disisihkan untuk melatih tubuh demi kesahatan. Selain itu, di kota-kota besar sudah banyak sekali gedung bertingkat yang memakan banyak sekali energi. Terutama energi listrik. Pemakaian listrik yang boros pun membantu perubahan iklim menjadi lebih cepat. Seharusnya penduduk lebih peduli untuk mengurangi jumlah penggunaan listrik.
Penataan letak kota pun memang harus diperbaiki. Lokasi industri dan pemukiman seharusnya dibuat agar jaraknya tidak terlalu jauh. Sehingga para pekerja kantoran dapat dengan mudah mencapai kantor tanpa membutuhkan waktu yang lama dan juga tanpa penggunaan energi yang berlebihan