MAKALAH
PEMANASAN GLOBAL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik
Komunikasi
(TKP 158)
Oleh:
Putri
Nurpratiwi
21040111130032
JURUSAN
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
A. PENDAHULUAN
Maraknya isu pemanasan global akhir-akhir ini cukup
membuat dunia kebingungan. Baik dalam skala nasional, hingga internasional. Bumi
yang sudah tua ini mendapat banyak pengaruh pada sektor lingkungan dari faktor
eksternal maupun internalnya. Masa depan bumi beserta isinya pun mulai terancam
memburuk karena terlihat dari akibat yang timbul pada akhir-akhir ini.
Penduduk bumi pun dituntut untuk peduli pada hal ini dan
mencari bentuk solusi penanggulangan pemanasan global ini karena manusia dan
aktivitasnya telah menjadi posisi penting untuk bertanggung jawab demi
keberlangsungan kehidupan bumi beserta isinya. Bencana-bencana yang cukup besar
akibat pemanasan global memang sesungguhnya harus ditanggulangi agar tidak
tercipta kondisi yang semakin memburuk.
B. PEMBAHASAN
Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan
meningkatkan suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia.
Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir
suhu global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terekam
sebelumnya dan situasi dan perkembangan yang terjadi dalam beberapa tahun
terakhir khususnya dalam dekade di akhir abad 20 dan awal abad 21.
Aktivitas manusia di bumi sangat mempengaruhi kondisi
perubahan iklimnya. Contoh aktivitas manusia dalam hal ini berupa:
·
Pemakaian Air Conditioner (AC) yang menggunakan
Freon secara berlebihan
·
Pemakaian
bahan bakar fosil secara berlebihan menjadi penyumbang efek rumah kaca yang
semakin besar
·
Penggunaan hair spray
·
Asap dari
kendaraan bermotor yang melepas unsur timbal
Aktivitas-aktivitas diatas bukan merupakan fenomena yang
aneh lagi di dunia. Ketergantungan manusia akan kondisi ruangan yang sejuk dan
menggunakan AC sebagai solusi cepat
ataupun ketergantungan atas kendaraan bermotor agar cepat sampai tujuan namun
tidak memikirkan efek lain yang berpengaruh pada bumi, sebagai tempat membangun
kehidupan.
Aktivitas lain dari manusia adalah penebangan hutan
secara besar-besaran. Manusia, sebagai makhluk ekonomi, melihat fenomena
lebatnya hutan sebagai suatu sumber penghasil peluag usaha yang cukup besar.
Manusia kalap hingga tergiur akan jumlah kemungkinan nominal yang dihasilkan
dari usaha pengembangan hasil hutan. Mereka lupa akan peran penting yang lain
dari hutan sebagai penghasil O2 terbanyak, menyimpan cadangan air
untuk kehidupan manusia, penyerap karbon, ataupun penghasil penganan.
Salah satu fenomena itu terjadi pada hutan Indonesia. Badan
Planologi Departemen Kehutanan melalui citra satelit menunjukkan luas lahan
yang masih berhutan atau yang masih ditutupi pepohonan di Pulau Jawa tahun
1999/2000 hanya tinggal empat persen saja. Kawasan ini sebagian besar merupakan
wilayah tangkapan air pada daerah aliran sungai (DAS). Akibat dari kejadian ini
hilangnya suatu kawasan hutan yang tadinya dapat mendukung kehidupan manusia
dalam berbagai aspek, akibatnya yang jelas terjadi adalah perubahan iklim yang
semakin parah.
Kenaikan suhu yang semakin ekstrim sangat mencemaskan
dibandingkan dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu
tidak tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek
distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya
kontinu sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan
kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar
terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak
musim kemarau.
Perubahan iklim sudah tidak lagi nmenyangkut kepentingan
lingkungan hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan
air bersih, kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian
meningkat intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi
manusia naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau
lingkungan, tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu
peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub,
berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk
lainnya.
Dampak dari pemanasan global itu sendiri selain semakin
panasnya suhu di bumi dan perubahan iklim secara drastis adalah penaikan tinggi
permukaan laut akibat es yang mencair di kutub, terancamnya kehidupan hewan
maupun tumbuhan, semakin banyak penyakit, kurangnya lahan untuk membangun
kehidupan akibat daerah tersebut kurang layak untuk dihidupi.
Oleh karena itu, diperlukan penanggulangan secara cepat
namun bertahap. Usaha yang dilakukan bukan hanya cukup dari rasa kepedulian
segelintir orang yang pada tindak lanjutnya menghasilkan tindakan-tindakan
berarti untuk keberlangsungan hidup manusia beserta isinya, namun juga
diperlukan kebijakan dari pihak pemerintah demi semakin terciptanya suasana dan
usaha untuk kelestarian lingkungan.
Usaha yang dapat dilakukan dalam waktu dekat ini adalah
bagaimana cara menghilangkan karbon dioksida dan mengurangi produksi efek rumah
kaca. Cara menghilangkan karbon dioksida dapat dilakukan dengan penanaman pohon
kembali di hutan karena pohon dapat menyerap karbon dioksida secara besar atau
dengan Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya juga
bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur
minyak, lapisan batubara atau aquifer. Sedangkan untuk mengurangi produksi efek
rumah kaca adalah dengan mulai mengurangi penggunaan AC, bahan bakar fosil, dan hair
spray.
Dengan semakin terancamnya bumi ini oleh krisis yang
terjadi akibat pemanasan global, diperlukan usaha-usaha konkrit untuk
menanggulanginya dari akibat yang
semakin parah dari fenomena ini. Usaha-usaha tersebut tidak hanya dilakukan
oleh masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, namun dari
pemerintah yang mengambil peran sangat penting dalam terlaksananya suatu
kebijakan yang dapat dibuat untuk memperbaiki kondisi suatu wilayah.
Karena dalam pengendalian dibutuhkan kebijakan dan
kearifan dari semua pihak khususnya dalam pemanfaatan energi bersih yang rendah
emisi gas buang CO2, efiseinsi penggunaan dan pemanfaat bahan yang ramah
lingkungan serta aksi atau kegiatan yang terkait dengan reforestasi secara
berkelanjutan dan terus menerus. Di lain pihak adanya pusat penelitian dan
pengembangan di bidang cuaca dan iklim yang handal dan profesional merupakan
harapan kita yang dapat membantu dalam pengumpulan data dan informasi, pengolahan/penelitian
dan pengembangan serta penyebaran informasi. Pengalaman menunjukan bahwa data
dan informasi Pemanasan Glolbal umumnya bersumber berasal dari luar Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA